Selayarnews– Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Kabupaten Kepulauan Selayar diperingati Oleh Pemerintah Kabupaten, maupun oleh Masyarakat hingga ke Desa-desa
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar menggelar Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Agung Al Umaraini Benteng, hari ini Kamis, (28/09). Peringatan Maulid Tahun ini mengusung tema “Membangun Sinergi Dari Pribadi Peduli Menuju Selayar Mandiri” , dengan menghadirkan Ustadz Muh. Ridwan, S.Hi selaku pembawa hikmah Maulid.
Kegiatan ini selain dihadiri Bupati, juga hadir Wakil Bupati H. Saiful Arif dan seluruh unsur Forkopimda dan jajaran Pejabat lingkup Pemkab Kepulauan Selayar, Unsur Pimpinan dan Ketua Organisasi Kewanitaan, serta ratusan masyarakat Kota Benteng dan sekitarnya.
Dalam sambutannya, Bupati H. Muh. Basli Ali menyampaikan bahwa, Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakam momentum untuk kembali mengenang perjuangan Rasulullah menyebarkan syiar islam ditengah masyarakat yang masih hidup di Zaman Jahiliyah.
“Kita berharap dan berdoa semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini menjadi momentum untuk kita semua memgimplementasikan hikmah dan nilai – nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat” ajak Bupati.
Bupati menambahkan, Maulid tidak hanya merupakan bagian dari transformasi spritual, tetapi juga transformasi sosial.
“Oleh karena itu melalui peringatan Maulid ini mari kita memperbanyak dzikir dan shalawat kepada nabi serta senantiasa menjaga kedamaian dan kebersamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan” sambungnya.
Selain diperingati Oleh Pemerintah, Peringatan Maulid juga digelar Masyarakat Kepulauan Selayar hingga ke Desa-desa.
Salah satu contoh yang unik adalah Tradisi Maulid yang digelar masyarakat Tanete adalah tradisi Anruntung. Menjelang Maghrib setiap warga kampung akan membawa berbagai jenis sajian yang telah dipersiapkan dari rumah, Selain itu masyarakat juga membawa berbagai jenis panganan dan hasil kebun diantaranya Dumpi (Susuru) yakni kue tradisional dari campuran tepung beras dan gula merah yang digoreng, Ketupat, Pisang, Tebu, telur dan Te’re (kue Bannang Bannang).
Kesemua itu dipersiapkan untuk digantung didalam masjid dan akan diperebutkan ataupun dibagikan ke warga yang hadir ke Masjid mengikuti tradisi maulid selain itu ada juga yang dipersiapkan untuk Rusu’ (Sujeng). Rusu’ (Sujeng) adalah Pisang, Ketupat, Telur dan Te’re yang ditusuk dengan bambu yang yang akan ditancapkan di pohon pisang yang dipersiapkan di Masjid.

Memasuki Shalat Maghrib, Masyarakat berbondong bondong datang ke Masjid baik tua muda, laki laki dan perempuan untuk shalat berjamaah dan makan bersama hidangan yang telah dibawa ke Masjid. Sungguh pemandangan yang luar biasa dan terlihat keakraban dan siaturahmi masyarakat terjadi di Masjid. Saling berbagi dan saling mencicipi makanan antar masyarakat yang hadir dalam acara Maulid Nabi ini.
Setelah itu dilanjutkan dengan Shalat Isya secara berjamaah, selepas Isya perayaan maulid kembali beranjut, Masyarakat menggelar A’rate’ atau dikenal dengan nama Barzanji bersama didalam masjid, Barzanji Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW.
Seluruh warga yang hadir larut dalam lantunan puja puji kepada Nabiullah Muhammad SAW, mengelilingi kaju Sipokok atau batang pisang yang diberi tangkai dari Rusu’ yang dibawa oleh Masyarakat. Setelah proses Barzanji selesai para masyarakat berlomba memperebutkan Pisang, Ketupat, Susuru yang telah digantung di Masjid. Tradisi ini dikenal dengan nama Anruntung. Setelah seruan “Homma” dari pelaku Rate’ maka masyarakat bersuka cita memperebutkan hasil hasil pertanian yang telah digantung sebelumnya.
Selain itu, Masyarakat juga memperebutkan Rusu’ (Sujeng) yang ditancapkan pada Kaju Sipoko’ (Pohon Pisang). Masyarakat percaya makanan dari Rusu’ (sujeng) ini memiliki khasiat khusus jika diberikan kepada anak anak. Selain itu Bambu yang dipakai untuk menusuk Pisang, Ketupat, dan telur akan membuat anak cepat bisa mengaji jika digunakan sebagai penunjuk huruf pada saat belajar mengaji.
Selain itu, disetiap pintu masuk rumah warga juga dipersiapkan Runtung atau Tebu, Ketupat, Pisang dan susuru yang akan diambil oleh anak anak kecil sepulang dari Masjid merayakan maulid Nabi. Tidak hanya itu perayaan maulid juga berlanjut dengan silaturahmi dan saling mengunjungi antar warga kampung maupun antar kerabat.
Dalam masyarakat Tanete dikenal juga Maulid Sapo atau perayaan maulid di Rumah yakni perayaan maulid yang dilaksanakan dirumah warga. Runtung, Kayu Sipoko’ dan Barzanji dilakukan di rumah warga tertentu yang sengaja melaksanakan hajatan Maulid nabi ini dengan ramai. (Hms/Red)